Jumat, 31 Desember 2010

HP-ku “asli” 4G lo, g bakal nendang balik…



Mendengar kata “4G”, jadi teringat akan kata-kata salah seorang bos-ku di kantor; beliau pernah setengah menegur mengenai “setting”-an mobile phone (handphone atau yang lebih familiar disebut hp) milikku. Lebih tepatnya beliau mengatakan begini : “Nanti “setting-an” hp-nya diganti ya mbak, karena setiap saya sms kok selalu “nendang” balik”.
Kala itu, aku hanya bisa menjawab “baik bu”; meskipun sambil berkerut kening berpikir keras maksud dari kalimat tersebut karena aku sama sekali tidak mengerti maksud dari kalimat tersebut di atas.

Namun 2 hari kemudian, aku menemukan jawaban dari kata-kata “nendang balik” (yang oleh teman-teman satu ruangan akhirnya digunakan untuk selalu menggodaku.
Maksud dari kata”nendang balik” di sini adalah apabila di-sms dengan me-reply sms sebelumnya yang masuk, maka tidak akan berhasil alias akan selalu gagal. Sehingga si empunya hp, harus selalu me-reply sms dengan cara manual alias mengetik ulang nomor hp yang dituju; dan memang hal tersebut amat sangat merepotkan, meskipun di phone book sudah tersimpan rapi memori nomor hp yang dituju, tetapi tetap saja akan membutuhkan waktu tersendiri untuk mengetikkan minimal satu huruf depan si empunya nama yang akan di-reply sms-nya.

Sebenarnya kata-kata “4G” menjadi begitu familiar di telingaku, karena ketika teman-temanku menggoda bahwa sudah saatnya hp-ku untuk diganti karena selain modelnya sudah amat sangat ketinggalan jaman atau istilah yang sering dipakai adalah jadul, hp-ku juga hobinya main futsal dan sepak bola karena selalu “nendang balik” setiap kali di-sms; namun aku selalu berkelit dan justru membanggakan hp-ku dengan mengatakan bahwa aku tidak akan pernah mengganti hp karena hp-ku itu adalah hp 4G, di-ngGo sms tetep bisa (karena hp-ku 4G maka wajar saja bila di sms akan “nendang balik”, karena yang sms hp-nya paling-paling baru sampai 3G he he he he), di-ngGo telepon, suaranya tidak diragukan lagi kejernihannya; di-ngGo main game juga tetap oke, di-ngGo lempar orang iseng pun masih cukup ampuh untuk membuat benjol di kepalanya.

Sebenarnya yang dimaksud dengan 4G sendiri meskipun belum ada pendefinisian yang jelas; tetapi bukanlah seperti joke yang selalu aku gunakan untuk berkelit menjawab godaan teman-temanku, akan tetapi secara umum yang dimaksud 4G adalah singkatan dari istilah dalam bahasa Inggris, fourth-generation technology; yang mengacu kepada pengembangan teknologi telepon seluler atau hp, yang menurut wikipedia, 4G merupakan pengembangan dari teknologi 3G, yang menurut IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) nama resmi dari 4G adalah "3G and beyond".

Dengan sistem 4G yang dapat menyediakan solusi IP yang komprehensif dimana suara, data, dan arus multimedia dapat sampai kepada pengguna kapan saja dan dimana saja, pada rata-rata data lebih tinggi dari generasi sebelumnya, maka para pengguna hp akan dapat mengunduh satu film utuh ke dalam satu ponsel 4G ketika sedang bergerak, dan juga menyaksikan tayangan gambar televisi yang berkualitas tinggi (high definition TV content) dan menyaksikan lawan bicara kita yang terlihat jelas dan mulus geraknya, tidak tersendat-sendat seperti sekarang dengan 3G melalui video calling.
Tidak hanya itu, dengan teknologi 4G, kita juga dapat melakukan video chat dengan mudah. Juga fitur video conferencing yang bisa lebih dari 2 situs yang dilakukan secara simultan.

Dengan kata lain, trafik multimedia akan dominan pada penggunaan teknologi 4G di masa mendatang. Tentu saja browsing internet tanpa kabel akan makin lebih cepat dan makin menyenangkan tanpa terganggu dengan waktu tunda (delay time) karena masalah kongesti pada lalu lintas data di jaringan di masa kini akan teratasi dengan teknologi 4G.

Hal inilah yang kemudian banyak perdebatkan oleh operator dan pemerintah belakangan ini, yang kemudian membuat peluncuran teknologi 4G tidak merata bahkan masih terasa ke-eksklusifi-tasannya.

Bila teknologi 4G akan dipakai dan menyebar luas ke seantero negeri, maka wewenang pemerintah akan dipastikan berkurang karena dengan teknologi ini, semua handset 4G akan langsung mempunyai nomor IP v6 dilengkapi dengan kemampuan untuk berinteraksi internet telephony yang berbasis Session Initiation Protocol (SIP), yaitu protokol persinyalan yang bertujuan untuk mengendalikan inisiasi, modifikasi, serta terminasi sesi-sesi multimedia, termasuk sesi komunikasi audio atau video. SIP merupakan protokol berbasis teks yang mirip dengan protokol HTTP dan Simple Mail Transfer Protocol (SMTP).
SIP sendiri adalah protokol peer-to-peer yang mengandung arti bahwa fungsi-fungsi call routing dan session management di distribusikan ke semua node (termasuk endpoint dan server) di dalam jaringan SIP. Hal mana berbeda dengan sistem telepon konvensional yang terminal-terminal teleponnya sangat bergantung kepada perangkat switching yang terpusat.

Dengan SIP ini, semua jenis radio transmisi seperti GSM, TDMA, EDGE, CDMA 2G, 2.5G akan dapat digunakan, dan dapat berintegrasi dengan mudah dengan radio yang di operasikan tanpa lisensi seperti IEEE 802.11 di frekuensi 2.4GHz & 5-5.8Ghz, bluetooth dan selular. Integrasi voice dan data dalam channel yang sama. Integrasi voice dan data aplikasi SIP-enabled. Sehingga internet telephony yang diprediksi akan menjadi tulang punggung utama infrastruktur telekomunikasi ini memungkinkan pembangunan infrastruktur telekomunikasi rakyat secara swadaya masyarakat (tanpa Bank Dunia, IMF maupun ADB) bahkan mungkin tanpa kontrol pemerintah sama sekali.

Dengan teknologi SIP dalam 4G, nomor telepon PSTN (Public Switched Telephone Network atau yang biasa disebut jaringan telpon tetap /dengan kabel) hanyalah sebagian kecil dari identifikasi telepon. Bagian besarnya akan dilakukan menggunakan URL. Kita tidak lagi perlu bergantung pada nomor telepon yang dikendalikan oleh pemerintah untuk berkomunikasi via internet-telepon.
Infrastruktr internet telephony memungkinkan kita untuk menyelenggarakan sendiri banyak hal tanpa tergantung lisensi pemerintah dan tidak melanggar hukum. Teknologi 4G juga akan menyebabkan kemunduran bagi teknologi Internet Network (IN) yang saat ini merupakan infrastruktur telekomunikasi yang digunakan berbagai provider. Hal tersebut disebabkan terbukanya jalur arus bawah yang dapat didownload dan diakses gratis dari internet.

Hal tersebut diatas itulah yang kemudian menjadi perdebatan sengit antara para operator seluler dan pemerintah, karena bagaikan memakan buah simalakama, di satu sisi pemerintah dan para operator seluler akan banyak di untungkan dengan adanya teknologi 4G ini karena amat sangat banyak bisa mengurangi ketergantungan kita dengan pihak luar dan justru bisa mempercepat pertumbuhan “sadar” iptek pada masyarakat kita yang berarti kita akan bisa mencapai cita-cita kita bersama untuk menjadi bangsa yang maju karena semua arus informasi dapat sampai kepada kita dengan mudah tanpa ada penghalang meskipun itu hanya sekedar “kerikil kecil” yang bernama “embargo ekonomi” yang bisa berimbas pada mahalnya biaya seluler.

Sementara di sisi lain, pemerintah dan juga para operator seluler di Indonesia (terutamanya sih pemerintah) haruslah punya kontrol yang kuat terhadap penggunaan teknologi 4G ini, yaitu berupa ketentuan-ketentuan ataupun pengawasan yang ketat tetapi tidak membuat teknologi 4G justru terhambat masuk ke masyarakat kita dan hanya bisa dirasakan oleh kalangan tertentu saja seperti kalangan menengah ke atas, sementara kalangan menengah ke bawah hanya bisa menikmatinya secara illegal. Dan justru itulah yang marak terjadi saat ini, meskipun belum seluruhnya bisa menikmati, teknologi 4G pelan-pelan telah mulai merambah masyarakat Indonesia, dan bagi yang ingin menikmatinya harus merogoh kantongnya dalam-dalam.
Sementara yang tidak berkantong tebal, hanya bisa menikmati teknologi 4G secara illegal atau bajakan, dan biasanya digunakan untuk melakukan hal-hal yang illegal pula, misalnya seperti membuat, menyebarkan atau mengunduh video porno (ingat kasus ariel peterpan dan juga kasus kasus video porno para pelajar SMU?).

Padahal bila teknologi 4G diterapkan secara benar dan baik, justru akan dapat membantu pemerintah memberantas berbagi macam penyakit masyarakat yang belakangan ini marak terjadi seperti kasus-kasus video porno, ataupun pembajakan dan hal-hal lain yang berkaitan dengan teknologi informasi. Ditambah pula karena di kubu pemerintah sendiri telah ada pakar telematika seperti Roy Suryo yang tidak diragukan lagi kepiawaiannya.

Maka yang perlu dilakukan doleh pemerintah dan juga para operator seluler di Indonesia saat ini adalah, harus saling bekerjasama dan mengupayakan agar teknologi 4G bukan lagi menjadi teknologi mahal yang tanpa batas yang hanya bisa diakses oleh kalangan tertentu saja yang kadangkala hanya memikirkan kepentingan pribadinya atau golongannya sendiri tanpa memikirkan kepentingan masyarakat banyak.

Bukankah akan lebih mudah tersampaikan berita – berita mengenai daerah yang tertimpa bencana, seperti mentawai, wasior dan juga merapi? Sehingga dengan cepatnya berita tersampaikan secara jelas, maka akan semakin mudah pula masyarakat untuk membantu? Akan semakin cepat tertangani para korban bencana tersebut.
Seperti peringatan tsunami, jika teknologi 4G bisa dikombinasikan dengan peringatan akan datangnya bahaya tsunami, maka korban yang berjatuhan maka akan berkurang bahkan jika memungkinkan akan tidak ada korban sama sekali .

Akan tetapi sekali lagi, meskipun sebenernya teknologi 4G sudah mulai merambah Indonesia meskipun belum menyebar secara luas, diperlukan kebijakan yang benar-benar bijak dan juga keepakatan-kesepakatan yang mengatur penggunaan teknologi ini agar jangan sampai disalahgunakan. Oleh pihak-pihak yang hanya memikirkan kepentingan pribadinya saja. Sementara bagi masyarakat sendiri, harus pula bijak dalam menyikapi masuknya teknologi 4G ini dan menggunakannya dengan sebijak dan benar-benar untuk sesuatu yang bermanfaat.

Sebenarnya jika teknologi 4G benar-benar bisa menyebar merata ke masyarakat Indonesia, maka para petani akan semakin mudah untuk memaarkan hasil panennya, bahkan bisa dengan model skype seperti acara the Oprah Show misalnya.
Akan sangat menaikkan prestige bukan bila para petani atau peternak di Indonesia memasarkan hasil pertanian atau peternakannya cukup hanya melalui tele conference seperti perdagangan tembakau di Bremen, Jerman misalnya. Dan yang dimaksud para petani atau peternak di sini tidak hanya para petani atau peternak “besar’ tetapi bahkan para petani atau peternak ataupun para pengrajin kecil yang berada nun jauh di pelosok Indonesia. Maka bisa dipastikan, Indonesia akan menjadi negara yang ideal seperti yang di idam-idamkan tidak saja oleh para “founding fathers” kita, tetapi seluruh lapisan masyarakat.

Dan untukku pribadi, tidak akan ada lagi pemberitahuan yang akan kudengar ataupun kubaca pada layar hpku yang terdengar atau berbunyi “jaringan sibuk (network is busy)” terutama pada saat malam hari, atau pada waktu-waktu “peak season” seperti idul fitri, natal dan tahun baru yang biasanya disebabkan overload-nya operator, melayani pelanggan yang berjumlah puluhan juta yang tersebar tidak hanya di dalam negeri melainkan di luar negeri juga; sementara jumlah jaringan yang disediakan oleh pemerintah hanyalah berjumlah beberapa saja yang jika diperbandingkan mungkin 1: 5.
Serta tak akan ada lagi istilah “miss nendang balik” untukku , karena hpku akan benar benar menjadi hp 4G yang sesungguhnya dan bukan hanya istilah lagi, karena bagi kantongku dan mungkin juga kantong-kantong yang super “cekak” ini, hp 4G bukan lagi menjadi impian akan tetapi telah menjadi kenyataan. Karena bila 4G masuk secara merata dan legal, maka biaya untuk memiliki fasilitas tersebutpun bukan menjadi maslah bukan?
Tak lagi aku akan bilang hpku 4G, melainkan aku akan bilang HP-ku “asli” 4G lo, g bakal nendang balik…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar