“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (Q.S. Alam Nasrah : 5)
“Sesudah kesulitan ada kemudahan” (Q.S. Alam Nasrah : 6)
“… sesungguhnya Kami akan memberikan balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari yang mereka kerjakan” (Q.S. An Nahl : 96)
Allah telah menciptakan kita dengan segala kebihan dan kekurangan kita masing masing. Akan tetapi dengan kasih sayangNya, untuk setiap kekurangan kita, Allah SWT memberikan kita 100 kali lipat kelebihan. Begitu juga dengan segala macam dan bentuk ujian ataupun cobaan yang Allah anugerahkan kepada kita, yang terkadang sering kita rasakan sebagai suatu penderitaan; akan tetapi bila kita sabar dalam menghadapinya, Allah telah menjanjikan akan memberikan kepada kita balasan yang jauh melebihi apa yang telah kita lakukan dalam menghadapi ujian dan cobaanNya tersebut (seperti dalam firman Allah SWT Q.S. An Nahl : 96 diatas). Selain bersabar, kita pun haruslah berbaik sangka (husnudzon) selalu kepada Allah SWT terhadap setiap ujian dan cobaanNya kepada kita, karena ketika Allah menguji kita, itu adalah kasih sayang Allah kepada kita untuk menjadikan kita dari seekor ulat hijau yang hanya bisa bergerak dengan melata menjadi kupu-kupu cantik yang bisa dengan bebas terbang di angkasa luas, ataupun seperti kisah di bawah ini mengenai seonggok tanah kotor dan bau yang menjelma menjadi cangkir cantik nan indah :
Sepasang yang suami istri yang sudah berusia lanjut ingin merayakan pesta perkawinan emas mereka pergi berbelanja ke sebuah toko suvenir untuk mencari perlengkapan pesta mereka. Kemudian mata mereka tertuju kepada sebuah cangkir yang cantik nan indah. "Lihat cangkir itu," kata si nenek kepada suaminya. "Kau benar, inilah cangkir tercantik dan indah yang pernah aku lihat," ujar si kakek.
Saat mereka mendekati cangkir itu, tiba-tiba cangkir yang dimaksud berbicara "Terima kasih untuk perhatiannya, perlu diketahui bahwa aku dulunya tidak cantik. Sebelum menjadi cangkir yang dikagumi, aku hanyalah seonggok tanah liat kotor yang tidak berguna. Namun suatu hari ada seorang pengrajin yang dengan tangan yang sama kotornya denganku melempar aku ke sebuah roda berputar.
Kemudian ia mulai memutar-mutarku dengan kencang hingga aku merasa pusing.
Stop ! Stop ! Aku berteriak, Tetapi pengrajin itu berkata "belum !" lalu ia mulai menyodok, memukul dan meninjuku berulang-ulang dengan keras. Stop! Stop ! teriakku lagi. Tapi orang ini masih saja terus memukul dan meninjuku dengan keras, tanpa menghiraukan teriakanku. Bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan aku ke dalam perapian. Panas ! Panas ! Teriakku dengan keras. Stop ! Cukup ! Teriakku lagi. Tapi orang ini berkata "belum !"
Akhirnya ia mengangkat aku dari perapian itu dan membiarkan aku sampai dingin. Aku pikir, selesailah penderitaanku. Tapi ternyata aku keliru. Setelah dingin aku diberikannya kepada seorang wanita muda yang kemudia mulai mewarnaiku. Begitu banyak asap yang keluar dari tempat wanita tersebut mewarnai aku, dan asapnya begitu memualkan. Stop ! Stop ! Aku berteriak. Ampun! Ampun! Aku tidak tahan lagi.
Wanita itu berkata "belum !" Lalu ia memberikan aku kepada seorang pria dan ia memasukkan aku lagi ke
perapian yang jauh lebih panas dari sebelumnya! Tolong ! Hentikan penyiksaan ini ! Ampun! Ampun! Sambil menangis aku berteriak sekuat-kuatnya. Tapi orang ini tidak peduli dengan teriakanku.
Ia terus membakarku. Setelah puas "menyiksaku" kini aku dibiarkannya dingin.
Setelah benar-benar dingin, seorang wanita cantik mengangkatku dan menempatkan aku di dekat kaca. Ketika aku berpaling, aku terkejut sekali. Aku hampir tidak percaya, karena di hadapanku kini berdiri sebuah cangkir yang begitu cantik dan itu adalah aku, seonggok tanah liat kotor yang tak berguna. Lihatlah betapa cantik dan indahnya diriku. Semua kesakitan dan penderitaanku yang lalu menjadi sirna tatkala kulihat diriku kini.
***
Seperti perjalanan panjang seonggok tanah liat yang kotor dan berguna menjadi sebuah cangkir yang cantik nan indah, seperti itu pulalah perjalanan yang kita alami tatkala Allah membentuk kita. Pada saat Allah membentuk kita, tidaklah menyenangkan; bahkan terkadang terasa amat menyakitkan, dan penuh penderitaan serta banyak air mata yang tumpah. Tetapi inilah satu-satunya cara bagi Allah untuk mengubah kita supaya menjadi cantik dan indah yang memancarkan kemuliaanNya. Inilah cara Allah menyayangi kita dan menjadikan kita sebagai hambaNya dengan kualitas THE REAL SUPER
Apabila kita sedang menghadapi ujian hidup, jatuh ke dalam berbagai cobaan, jangan kecil hati apalagi berputus asa, bersabar dan bertawakkallah senantiasa padaNya
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu…”(Q.S Al Baqarah : 45)
Karena bersabar dalam menghadapi ataupun menyikapi berbagai cobaan dan ujian yang kita alami ini akan menghasilkan ketekunan. Dan dengan kesabaran dan ketekunan itu, kita akan memperoleh buah yang matang sehingga kita akan menjadi sempurna dan utuh serta tak kekurangan suatu apapun. Karena dengan kesabaran serta ketekunanlah, maka tidak akan ada kata menyerah dalam hidup kita, yang akan terjadi hanyalah BANGKIT BANGKIT dan terus BANGKIT ketika kita terjatuh. Ketika bangkit inilah, kita akan senatiasa berusaha berdiri tegak dan berusaha supaya tak akan jatuh kembali, maka inilah IKHTIAR.
”... sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri ...” (Q.S. Ar Ra’d : 11)
Hasil ikhtiar inilah yang menjadi buah manis dari kesabaran dan ketekunan kita menghadapi ujian dan cobaan dari Allah yang akan menjadikan kita hamba yang cantik dan indah dengan kualitas THE REAL SUPER. Sehingga kita dapat melihat dan merasakannya sendiri setelah bentukan-bentukanNya yang kadang memang menyakitkan ini selesai, betapa cantik dan indahnya kita kini.
