Rabu, 12 Mei 2010

PANGERAN KODOK & POPE Part 2


Baik Pangeran Kodok dan Pope merasa begitu bahagia. Pangeran Kodok seakan menemukan cahaya baru dalam hidupnya yang berasal dari diri Pope. Pangeran Kodok merasa kini hidupnya telah lengkap karena ia telah menemukan kebahagian yg utuh yang selama ini dicarinya, yaitu di lautan bersama dengan Pope. Baginya inilah kebahagiaan yang sesungguhnya, bukan seperti yang selama ini dijalaninya di sungai Mempesona.

Bersama dengan Pope, pangeran Kodok tidak perlu menjaga wibawa, ia dapat menjadi dirinya apa adanya tanpa harus memikirkan pandangan orang lain. Bersama dengan Pope, pangeran Kodok benar-benar merasa nyaman dan bisa menikmati hidup ini serta merasakan arti kebahagiaan yang seutuhnya.
Tak ingin lagi ia ubah dirinya menjadi kodok, ia tetap ingin selamanya menjadi Paus Jantan. Berenang mengarungi lautan, menikmati hidup anugerah Tuhan, tentunya dengan Pope di sampingnya.

Begitu juga yang dirasakan oleh Pope. Ia merasa amat senang karena kini ia memiliki teman untuk berbagi. Dan seiring dengan sembuhnya luka pada siripnya, dan ia mulai dapat menggerakkan siripnya, Pope juga semakin menyadari bahwa ia ingin terus menikmati kebahagian ini secara utuh, tak ingin ia melepaskan pangeran Kodok kembali ke daratan. Kembali memerintah sungai Mempesona; meskipun Pangeran Kodok mengatakan bahwa ia akan sanggup hidup di darat dan di laut. Akan menjadi Paus jantan untuk Pope dan menemaninya setiap saat, dan juga menjadi pangeran Kodok bagi sungai Mempesona.

Selamanya, Pope ingin pangeran Kodok terus bersamanya, karena bersama dengan pangeran Kodok, Pope merasa kuat dan bahagia. Pangeran Kodok telah mengajarkan Pope untuk mampu melepaskan diri dari jeratan manusia agar Pope tidak lagi terjaring dan akhirnya terluka.
Pangeran Kodok juga mengajarkan bahwa terkadang setiap mahluk memerlukan bantuan mahluk lainnya dalam mengarungi hidup, sebesar atau sekecil apapun ukuran tubuh makhluk tersebut. Tak selamanya makhluk yang memiliki ukuran tubuh besar adalah makhluk yang hebat. Hal tersebut ditunjukkan langsung oleh Pangeran Kodok kala menolongnya. Pangeran Kodok mengajarkan banyak hal pada Pope, arti dari kedewasaan, kelembutan sekaligus menjadi kuat pada saat yang bersamaan, mengajarkan kasih sayang sekaligus tegas dan juga mengenalkan Pope pada satu perasaan yang sulit untuk diungkapkan dan diterjemahkan. Yang Pope tahu, ia merasa amat bahagia dan gembira bersama dengan pangeran Kodok.

Pope merasa bahwa sekali lagi ia telah terjebak dalam suatu jerat, tetapi kali ini jerat yang menangkapnya sungguh tak ingin dilepasnya. Jerat dari pangeran Kodok dengan segala kebaikan dan kesederhanaan yang ditawarkannnya mampu membuatnya merasa amat bahagia

Seiring kedekatan pangeran Kodok dengan Pope, seluruh rakyat sungai Mempesona pun merasakan perubahan yang lebih baik. Pangeran Kodok menjadi lebih tenang dalam memerintah, ia semakin menyadari kebesaran Tuhan, ia semakin bijaksana dalam bertindak dan bertitah dan Ia pun mulai mengumpulkan kekuatan untuk mewujudkan semua mimpi-mimpinya. Pangeran Kodok juga menjadi semakin bersemangat menatap hidupnya. Mungkin ini adalah pengaruh dari kata-katanya sendiri saat menyemangati Pope dan juga semua kata-kata Pope kala memberikan support padanya.

Tetapi, pangeran Kodok sadar bahwa Pope berada di lain kehidupan dengannya. Meskipun begitu, ia tidak ingin melepaskan Pope sendirian mengarungi samudera lautan nan luas. Ia ingin selalu dan selamanya mendampingi Pope kemanapun dan dimanapun.

Hal inilah yang kemudian menjadi beban tersendiri bagi pangeran Kodok, sehingga kemudian setiap hari pangeran Kodok selalu memikirkan cara yang terbaik bagi dirinya, Pope dan kerajaannya. Tetapi hingga detik ini ia belum jua menemukannya. Yang ia sanggup lakukan saat ini hanyalah melakukan kehidupan di dua tempat, kerajaannya yang notabene adalah kewajibannya dan laut bersama Pope yang merupakan kebahagiaannya.

(still to be continued...)

PANGERAN KODOK & POPE Part 1



story by Isma Miranda, literary work by Evy

dedicated to my handsome frog prince, whereever you are ^_^

------------------

Pada suatu masa di sebuah belantara sudut bumi, hiduplah seekor kodok di sungai Mempesona. Tidak ada yang kurang dari hidup sang kodok, pun sang kodok merasa cukup puas dengan keadaannya tersebut. Ia menyukai saat-saat berenang di sungai, menggoyangkan otot-otot tubuhnya, melompat-melompat ke sana kemari di sepanjang daratan, menikmati setiap keindahan alam di sekitar sungai Mempesona; serta memberikan titah-titah kepada penghuni sungai Mempesona. Ya, sang kodok memang seorang penguasa daerah itu, ia adalah seorang pangeran di sungai Mempesona yang setiap tutur katanya selalu didengar dan diikuti serta tidak boleh dilanggar.

Hingga suatu hari, seperti biasanya, sang pangeran Kodok berkeliling sungai Mempesona untuk melihat keadaan kerajaannya itu; namun pada hari itu ia melompat lebih jauh dari biasanya dan sampailah ia di sebuah pantai.

Saat ia tiba di pantai itu, sang pangeran Kodok melihat seekor Paus cantik yang tampak lemah, sedih dan tak berdaya; maka pangeran kodok pun kemudian memberanikan diri untuk menghampiri dan bertanya.
“Wahai Paus yang cantik, kamu kenapa?, mengapa engkau terlihat begitu sedih?”
Paus itu menengok, mencari arah sumber suara itu berasal. Pandangan sang Paus pun tertumbuk pada seekor Kodok. Betapa beraninya kodok kecil ini menyapanya, begitu pikir sang Paus. Akan tetapi keteduhan dan ketulusan pandangan serta suara sang Kodok membuatnya menjawab.
“Aku terluka, para manusia itu telah melukai siripku.”
“Kalau begitu, mari kubantu mengobati lukamu, agar engkau bisa berenang lagi ke laut lepas”

Ini adalah awal berkenalan sang Kodok dan sang Paus.
Dan setelah mereka berkenalan dan berbincang akrab, mereka menjadi saling mengetahui jati diri masing-masing bahwa mereka adalah seorang pangeran dan seorang putri. Oleh pangeran Kodok, putri Paus memiliki panggilan kesayangan yaitu “Pope”. Dan seiring dengan berjalannya waktu, sambil menunggu luka pada sirip Pope yang berangsur-angsur pulih, Pangeran Kodok dan Pope-pun semakin dekat, mereka saling menemani dan memberikan support untuk satu sama lain.

Suatu hari, Pope mencium pangeran Kodok, yang seketika berubah menjadi seekor Paus jantan yang tampan. Sekarang pangeran Kodok sudah dapat berenang di lautan bersamanya. Kebahagiaan mulai merasuki relung hati keduanya karena kini mereka dapat bersama-sama menikmati keindahan lautan. Dan yang lebih penting lagi, mereka dapat menghabiskan lebih banyak waktu bersama.

to be continued...