Rabu, 12 Mei 2010

PANGERAN KODOK & POPE Part 1



story by Isma Miranda, literary work by Evy

dedicated to my handsome frog prince, whereever you are ^_^

------------------

Pada suatu masa di sebuah belantara sudut bumi, hiduplah seekor kodok di sungai Mempesona. Tidak ada yang kurang dari hidup sang kodok, pun sang kodok merasa cukup puas dengan keadaannya tersebut. Ia menyukai saat-saat berenang di sungai, menggoyangkan otot-otot tubuhnya, melompat-melompat ke sana kemari di sepanjang daratan, menikmati setiap keindahan alam di sekitar sungai Mempesona; serta memberikan titah-titah kepada penghuni sungai Mempesona. Ya, sang kodok memang seorang penguasa daerah itu, ia adalah seorang pangeran di sungai Mempesona yang setiap tutur katanya selalu didengar dan diikuti serta tidak boleh dilanggar.

Hingga suatu hari, seperti biasanya, sang pangeran Kodok berkeliling sungai Mempesona untuk melihat keadaan kerajaannya itu; namun pada hari itu ia melompat lebih jauh dari biasanya dan sampailah ia di sebuah pantai.

Saat ia tiba di pantai itu, sang pangeran Kodok melihat seekor Paus cantik yang tampak lemah, sedih dan tak berdaya; maka pangeran kodok pun kemudian memberanikan diri untuk menghampiri dan bertanya.
“Wahai Paus yang cantik, kamu kenapa?, mengapa engkau terlihat begitu sedih?”
Paus itu menengok, mencari arah sumber suara itu berasal. Pandangan sang Paus pun tertumbuk pada seekor Kodok. Betapa beraninya kodok kecil ini menyapanya, begitu pikir sang Paus. Akan tetapi keteduhan dan ketulusan pandangan serta suara sang Kodok membuatnya menjawab.
“Aku terluka, para manusia itu telah melukai siripku.”
“Kalau begitu, mari kubantu mengobati lukamu, agar engkau bisa berenang lagi ke laut lepas”

Ini adalah awal berkenalan sang Kodok dan sang Paus.
Dan setelah mereka berkenalan dan berbincang akrab, mereka menjadi saling mengetahui jati diri masing-masing bahwa mereka adalah seorang pangeran dan seorang putri. Oleh pangeran Kodok, putri Paus memiliki panggilan kesayangan yaitu “Pope”. Dan seiring dengan berjalannya waktu, sambil menunggu luka pada sirip Pope yang berangsur-angsur pulih, Pangeran Kodok dan Pope-pun semakin dekat, mereka saling menemani dan memberikan support untuk satu sama lain.

Suatu hari, Pope mencium pangeran Kodok, yang seketika berubah menjadi seekor Paus jantan yang tampan. Sekarang pangeran Kodok sudah dapat berenang di lautan bersamanya. Kebahagiaan mulai merasuki relung hati keduanya karena kini mereka dapat bersama-sama menikmati keindahan lautan. Dan yang lebih penting lagi, mereka dapat menghabiskan lebih banyak waktu bersama.

to be continued...

2 komentar:

  1. wow you post it...

    thx sist

    Hmmmm u dedicate this story to whom??? *kedip2*

    BalasHapus
  2. y u my handsome frog prince... *kedip2 mode on juga* xixixixi
    thx juga u cerita ajaibnya y :-D

    BalasHapus